Siklus transaksi di blockchain melibatkan serangkaian langkah yang memastikan bahwa transaksi tercatat, tervalidasi, dan disimpan secara permanen dalam jaringan blockchain. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam siklus transaksi blockchain:
1. Pembuatan Transaksi
- Pengirim Membuat Transaksi:
- Pengguna membuat transaksi menggunakan dompet (wallet) kripto mereka.
- Transaksi mencakup:
- Alamat pengirim (public key).
- Alamat penerima (public key).
- Jumlah aset kripto yang ditransfer.
- Biaya transaksi (transaction fee).
- Tanda Tangan Digital:
- Transaksi ditandatangani secara digital menggunakan private key pengirim untuk memastikan keaslian dan otorisasi.
2. Penyiaran Transaksi
- Setelah dibuat, transaksi disiarkan ke jaringan blockchain (peer-to-peer).
- Node dalam jaringan menerima transaksi tersebut dan menambahkannya ke mempool (memori transaksi yang menunggu validasi).
3. Validasi Transaksi
- Validasi Awal oleh Node:
- Node memverifikasi keabsahan transaksi, termasuk:
- Apakah tanda tangan digital valid.
- Apakah pengirim memiliki saldo yang cukup.
- Node memverifikasi keabsahan transaksi, termasuk:
- Jika validasi awal gagal, transaksi ditolak.
4. Penambahan ke Blok
- Miner atau Validator:
- Transaksi yang valid dimasukkan ke dalam blok oleh penambang (miner) pada blockchain berbasis Proof of Work (PoW) atau validator pada blockchain berbasis Proof of Stake (PoS).
- Konsensus:
- Dalam mekanisme konsensus seperti PoW, penambang memecahkan teka-teki kriptografi untuk menambahkan blok baru ke blockchain.
- Dalam PoS, validator dipilih berdasarkan kepemilikan token atau aturan lainnya.
5. Penambahan Blok ke Blockchain
- Setelah blok dibuat:
- Blok ditambahkan ke rantai blok (blockchain) sebagai blok terbaru.
- Blok ini mencakup:
- Transaksi yang valid.
- Hash kriptografi dari blok sebelumnya (untuk menjaga integritas rantai).
- Timestamp dan data lainnya.
6. Penyebaran dan Konfirmasi
- Penyebaran ke Node Lain:
- Setelah blok ditambahkan, informasi ini disebarkan ke seluruh node dalam jaringan.
- Konfirmasi Transaksi:
- Transaksi dianggap terkonfirmasi ketika blok yang berisi transaksi tersebut diterima dan diakui oleh mayoritas node.
- Dalam kebanyakan blockchain, transaksi dianggap aman setelah menerima beberapa konfirmasi (misalnya, 6 blok pada Bitcoin).
7. Penyimpanan Permanen
- Setelah diverifikasi dan disetujui:
- Transaksi disimpan secara permanen di blockchain.
- Blockchain bersifat immutable (tidak dapat diubah), sehingga transaksi tidak dapat dibatalkan atau diubah.
8. Notifikasi kepada Pengguna
- Setelah transaksi dikonfirmasi, penerima dan pengirim mendapatkan notifikasi dari dompet mereka bahwa transaksi berhasil.
Diagram Sederhana Siklus Transaksi
- Pengguna:
- Membuat dan menandatangani transaksi.
- Penyiaran:
- Transaksi dikirim ke jaringan.
- Validasi:
- Node memverifikasi transaksi.
- Penambahan ke Blok:
- Transaksi masuk ke blok baru.
- Konfirmasi:
- Blok ditambahkan ke blockchain.
- Penyimpanan Permanen:
- Transaksi tidak dapat diubah.
Contoh Praktis pada Bitcoin
- Alice ingin mengirim 1 BTC ke Bob.
- Alice membuat transaksi di dompetnya dan menandatangani dengan private key.
- Transaksi disiarkan ke jaringan Bitcoin.
- Miner memvalidasi dan memasukkan transaksi ke blok.
- Blok tersebut ditambahkan ke blockchain Bitcoin.
- Bob menerima 1 BTC setelah transaksi dikonfirmasi.
Kesimpulan
Siklus transaksi pada blockchain melibatkan beberapa tahap penting, mulai dari pembuatan transaksi hingga pencatatan permanen di blockchain. Proses ini menjamin keaslian, transparansi, dan keamanan transaksi tanpa perlu perantara. Setiap langkah diawasi oleh jaringan terdistribusi, membuat blockchain menjadi sistem yang andal dan tahan manipulasi.
Komentar
Posting Komentar